muhammadiyahturkiye.org-Sabtu (03/02/2024) terselenggaranya via zoom, kolaborasi antara PCIM Turki dan PCNU Turki dengan tema “Kritik Dan Refleksi Kebijakan Pendidikan Dan Kepemudaan Pada Calon Presiden Dan Calon Wakil Presiden 2024“.Hal ini tentu mendapatkan respon yang sangat baik dari warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang berada di Tukri.
Dalam diskusi tersebut menghadirkan sejumlah panelis dan penanggap salah satunya Ketua LHKP PP Muhammadiyah Dr.phil.Ridho Al-Hamid, M.A. serta keikutsertaan Ketua PCIM Turki Dhiyaul Haq dalam mengamati jalan diskusi tersebut.kolaborasi ini bertujuan untuk bagaimana warga organisasi Muhammadiyah dan warga organisasi Nahdlatul Ulama terkhususnya diaspora Indonesia yang berada di turki dalam menanggapi era pemilu saat ini.
Dalam diskusi ini panelis pertama mengatakan bahwa pontensi pemudah dianggap tidak dioptimalkan dengan baik “Pemudah bukan hanya mengisi lapangan pekerjaan, tetapi membangun lapangan pekerjaan. Dengan demikian pemudah dapat berkontribusi secara nyata”. Panelis kedua dan panelis ketiga juga memiliki argumen yang sama sebagai negara yang kaya untuk mencapai negara Indonesia yang maju dan berdaya saing “Pemuda adalah energi yang kuat bagi bangsa dengan memberikan perhatian khusus untuk akses yang sama dan berkualitas, lingkungan yang mendukung sehingga dapat berperan aktif dalam bernegara”.
Tidak lupa dalam diskusi ini di tanggapi dari perwakilan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. “Ada dua golongan yang tidak dapat dinasehati, 1. Orang yang jatuh cinta, 2.Timses. Problem kaum muda dengan bonus demo, bagaimana secara teknis untuk kesempatan dan penyediaan lapangan pekerjaan bukan hanya pencari namun untuk menciptakan” ujar dari pihak Muhammadiyah. Pihak dari Nahdlatul Ulama juga berpendapat “Tema sangat aktual, pemaparan menarik dan argumentatif, NU dan sikap NU secara kelembagaan dan struktural melalui politik tingkat tinggi dengan politik kebangsaan, politik kerakyatan, etika berpolitik ( tidak menghalalkan segala cara )”.
Dengan berbagai argumen dan tanggapan yang di diskusikan satu sama lain, dalam hal ini panelis-panelis menanggapi tanggapan dari pihak Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dengan tanggapan yang senada bahwa pentingnya perhatian disektor pendidikan, memperbaiki kualitas kurikulum, riset dan dunia industri yang sesuai dengan pasar kerja serta lapangan kerja yang harus fokus pada pelatihan lapangan kerja.